Bokir adalah seorang
pelajar senior yang bersekolah di sekolah menengah pertama di kota tempat dia
tinggal. 5 bulan terakhirnya menjelang ujian nasional, Bokir selalu belajar
sampai larut. Karena dia tidak ingin orang tuanya malu (anak semata wayangnya masuk
institusi swasta lagi). Mungkin karena mindset orangtua di era bokir merasa
bahwa sekolah negeri itu lebih baik, lebih terhormat dan dari sudut pandang
ekonomi lebih murah biayanya dibanding sekolah swasta.
Walaupun dalam pemikiran
Bokir, “sebagus-bagusnya nilai ujian nasional yang dia dapat, dia tetap ingin
melanjutkan pendidikanya di sekolah swasta”.
Kenapa ? karena
menurutnya sekolah negeri yang notabene-nya sudah diberi subsidi oleh
pemerintah, seharusnya hanya boleh dimasuki oleh pelajar-pelajar yang kurang
mampu ekonominya.
Hari-hari menjelang ujian
pun datang. Setelah ujian selama 4 hari. bokir yang berasal dari keluarga
menengah (Ayahnya adalah pengusaha tambak dan ibunya adalah seorang model
kecantikan) diam-diam mendaftarkan dirinya sendiri ke sekolah menengah atas
swasta tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Akhirnya hasil ujian nasional pun keluar. 36.00 untuk 4 mata pelajaran.
Hasil yang cukup apik dengan rata-rata 9.00. Orang tua bokir yang mengetahui
hasil ini cukup bangga denganya, mereka langsung memaksa bokir untuk
mendaftarkan diri di sekolah-sekolah favorit.
Pendaftaran pun telah
dilaluinya dan pengumuman segera mengikuti, bokir diterima di salah satu
sekolah favorit, orang tuanya sangat bangga denganya. Dengan diterimanya bokir
mereka lantas mengumandangkan anak semata wayangnya yang masuk ke sekolah
favorit ini ke tetangga-tetangga, kolega kerja, dan semua sanak saudaranya.
Tetapi bagaimana dengan
bokir ? bokir tampak tak cukup senang dengan diterimanya ia di salah satu
sekolah favorit, bokir masih bersikeras untuk masuk ke sekolah swasta.
Akhirnya pada suatu malam
yang sendu ketika ke dua orang tuanya berada dirumah, bokir dengan teguh
mengatakan bahwa dia tidak ingin melanjutkan pendidikanya bila orang tuanya
tetap memaksanya untuk bersekolah di sekolah negeri. Orang tuanya kaget
setengah mati dan menanyakan apa argumentasi bokir.
Permintaan maaf terlontar
dari mulut bokir sebelum memulai argumentasinya, Setelah mendengarkan argumentasi
dari bokir, ayah ibunya yang sebelumnya ingin naik pitam menjadi lunak hatinya,
keputusan bokir untuk bersekolah di sekolah swasta akhirnya terwujud dan bokir
pun memulai kehidupan baru di sekolah swastanya.