Selasa, 04 Juli 2017

Bokir dan Sejarah Hidupnya

Bokir adalah seorang pelajar senior yang bersekolah di sekolah menengah pertama di kota tempat dia tinggal. 5 bulan terakhirnya menjelang ujian nasional, Bokir selalu belajar sampai larut. Karena dia tidak ingin orang tuanya malu (anak semata wayangnya masuk institusi swasta lagi). Mungkin karena mindset orangtua di era bokir merasa bahwa sekolah negeri itu lebih baik, lebih terhormat dan dari sudut pandang ekonomi lebih murah biayanya dibanding sekolah swasta. 

Walaupun dalam pemikiran Bokir, “sebagus-bagusnya nilai ujian nasional yang dia dapat, dia tetap ingin melanjutkan pendidikanya di sekolah swasta”.

Kenapa ? karena menurutnya sekolah negeri yang notabene-nya sudah diberi subsidi oleh pemerintah, seharusnya hanya boleh dimasuki oleh pelajar-pelajar yang kurang mampu ekonominya.

Hari-hari menjelang ujian pun datang. Setelah ujian selama 4 hari. bokir yang berasal dari keluarga menengah (Ayahnya adalah pengusaha tambak dan ibunya adalah seorang model kecantikan) diam-diam mendaftarkan dirinya sendiri ke sekolah menengah atas swasta tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Akhirnya hasil ujian nasional pun keluar. 36.00 untuk 4 mata pelajaran. Hasil yang cukup apik dengan rata-rata 9.00. Orang tua bokir yang mengetahui hasil ini cukup bangga denganya, mereka langsung memaksa bokir untuk mendaftarkan diri di sekolah-sekolah favorit.

Pendaftaran pun telah dilaluinya dan pengumuman segera mengikuti, bokir diterima di salah satu sekolah favorit, orang tuanya sangat bangga denganya. Dengan diterimanya bokir mereka lantas mengumandangkan anak semata wayangnya yang masuk ke sekolah favorit ini ke tetangga-tetangga, kolega kerja, dan semua sanak saudaranya.

Tetapi bagaimana dengan bokir ? bokir tampak tak cukup senang dengan diterimanya ia di salah satu sekolah favorit, bokir masih bersikeras untuk masuk ke sekolah swasta.

Akhirnya pada suatu malam yang sendu ketika ke dua orang tuanya berada dirumah, bokir dengan teguh mengatakan bahwa dia tidak ingin melanjutkan pendidikanya bila orang tuanya tetap memaksanya untuk bersekolah di sekolah negeri. Orang tuanya kaget setengah mati dan menanyakan apa argumentasi bokir.

Permintaan maaf terlontar dari mulut bokir sebelum memulai argumentasinya, Setelah mendengarkan argumentasi dari bokir, ayah ibunya yang sebelumnya ingin naik pitam menjadi lunak hatinya, keputusan bokir untuk bersekolah di sekolah swasta akhirnya terwujud dan bokir pun memulai kehidupan baru di sekolah swastanya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar